Month: June 2017

19 June, 2017

Dengan Uang Rp 4 Juta Sudah Bisa Punya Bisnis Bakso Benhil Sendiri

Seseorang yang ingin memulai usaha, biasanya kerap terkendala pada modal usaha yang cukup besar, apalagi pada sistem usaha franchise yang sedianya mematok franchise fee dan royalti fee.

Franchise Bakso Benhil kini memberi solusi bagi para calon pengusaha baru. Pemilik Bakso Benhil Barudi Dewanto menuturkan, dengan modal Rp 4 juta, para pengusaha sudah bisa membawa pulang usaha dengan memperoleh bahan baku produk sekitar 500-600 porsi.

“Jadi kalau kemitraan Bakso Benhil itu kita tanpa frenchise fee tanpa royalti fee. Dengan modal Rp 4 juta itu untuk pembelian bahan baku. Calon mitra boleh gunakan merk Bakso Benhil atau pakai merk sendiri,” ungkap Barudi di gelaran International Franchise, License and Business Concept Expio and Conference (IFRA), di JCC Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (21/05/2017).

Sementara itu Barudi mengaku pihaknya menyerahkan sepenuhnya mengenai konsep outlet, tergantung kesanggupan finansial masing-masing mitra.

“Ada mitra yang bentuk outlet-nya luas, model cafe karena kemampuan finansial dia cukup besar kita ikuti, kita konsep juga. Tapi ada juga yang modelnya garasi rumah. Modal grobak freezer sama spanduk, bisa jalan,” ujar Barudi.

Disamping itu, Barudi menyebut pihaknya tidak mematok harga baku untuk masing-masing produk dagangannya. Harga produk akan disesuaikan dengan segmentasi pasarnya.

Seperti halnya harga satu porsi bakso, pihaknya menjual kepada mitranya sebesar Rp 7.500. Kemudian mitranya bisa menjual dengan harga mulai dari Rp 12.000-Rp 24.000 per porsi, tergantung segmentasi pasarnya.

“Jadi kita ingin kasih tahu ke mitra harga enggak terlalu mengikat. Tapi harus liat juga kondisi tempat dia, kalau segmen pembelinya menengah atas. Per porsi dari kita Rp 7.500, jangan dijual Rp 15 ribu, tapi bisa Rp 20-24 ribu. Tapi kalau di pinggiran ya jangan pasang harga segitu, ya Rp 12 ribu,” tuturnya.

Lebih lanjut, Barudi mengaku pihaknya optimis seluruh mitranya tidak hanya untung tapi juga mampu berkembang, dengan sistem yang digunakan. Apalagi peniadaan royalti yang biasanya dikenakan pada mitra franchise sebesar 2-5% dari omset.Oleh karena itu bagi mitra yang ingin mengejar untung besar, dirinya menyarankan agar para mitra mengejarnya dengan waktu operasional yang lebih panjang.

Kita lebih fokus ke volume penjualan. Kalau dia mau kejar omset tinggi ya buka dari pagi. Kita kasih target ke mitra sehari 100porsi, untuk range harga Rp 12ribu kali omset mereka bisa Rp 1,2 juta. Provitnya 20-30%,” terangnya. (dna/dna)

 

Sumber: Detikcom

19 June, 2017

Mantan Pengamen Sukses Jualan Cendol Beromzet Rp 1,25 Miliar

Radja Cendol (Randol) kini sukses mengantarkan cendol sebagai minuman tradisional yang naik kelas. Pendiri Radja Cendol, Danu Sofwan menjelaskan, saat ini permintaan cendol terus meningkat.

Setiap hari secara rata-rata, Radja Cendol pusat bisa mendistribusikan sekitar 10.000 cup ke seluruh Indonesia. Pendapatan per hari diasumsikan Rp 5.000 per cup.

Ini artinya per hari Danu bisa mencatatkan omzet per hari Rp 50 juta dan per bulan efektif 25 hari Rp 1,25 miliar. Jika bulan Ramadan, permintaan cendol bisa meningkat 30% setiap harinya. Menurut dia karena cendol sudah jadi primadona untuk takjil karena rasanya yang manis dan menyegarkan.

Menurut dia, meskipun cendol dari pinggiran, Radja Cendol berupaya untuk membuat minuman ini memiliki nilai lebih dan tidak dipandang sebelah mata oleh masyarakat.

“Kami ingin cendol bisa terus bersaing dengan minuman dari luar negeri, kami ingin cendol bisa naik kelas dan kami akan gencar mengkampanyekan itu,” ujarnya.

Juni 2014, merupakan tonggak sejarah Danu, dia mendirikan outlet pertama di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

Modal awal yang digunakan untuk membangun kerajaan cendol ini adalah Rp 5-6 juta. Dia mengaku mendapatkan dana tersebut dari hasil mengamen dan menjadi supir temannya.

“Memang dulu untuk modal awal saya mengamen di Blok M, karena memang berasal dari keluarga bangkrut jadi fight saja untuk bertahan hidup, terus saya juga pernah jadi supir teman dan dibayar Rp 1,5 juta, itu untuk cicil bikin gerobak,” kenang dia.

Setelah modal awal terkumpul, Danu membuat rombong dan menggunakan tenda. Hal ini dilakukan agar tidak menghilangkan unsur tradisionalnya.

Peluncuran hari pertama, Danu menjual cendol sebanyak 200 cup cendol. Sebenarnya, yang terjual benar-benar itu adalah 40 cup. Sisanya sebagai strategi pemasaran, dia menggunakan buy 1 get 2 untuk menarik pasar, dan promosi itu efektif.

Pertama kali launching, dia mendokumentasikan keramaian outletnya. ”

Dulu kan jamannya blackberry messenger (BBM), saya langsung broadcast kalau ada peluang usaha terbaru yang bikin heboh, bikin macet dan pokoknya akan terkenal, besoknya, ada 3 orang dari Fatmawati, Bogor dan Banten yang langsung join franchise, itu yang bikin langsung balik modal,” ujarnya.

Insting bisnis Danu memang sudah terasah, sebelum mengorbitkan Radja Cendol ini, dia sudah memikirkan usaha yang ia rintis saat itu akan diarahkan ke mana.

Jadi saat launching dia sudah menyiapkan ‘alat perang’ seperti proposal franchise, formulir dan standar operasional prosedur (SOP) untuk menjadi mitra.

Sebagai brand awareness dan melekat di benak konsumen, Danu memberi karakter kuat pada produknya. Seperti Radja Cendol adalah pembuat cendol susu pertama di Indonesia.

“Jadi waktu orang tanya-tanya saya sudah siap,” ujar dia.

Untuk menciptakan cendol dengan cita rasa prima, Danu mengaku sampai backpacking ke 5 kota. Dia menyusuri jalur Pantai Utara Jawa, ke kota yang punya jajanan cendol. Selama perjalanan, dia menjajal cendol dan mencatat resep-resep dari penjual di kota-kota tersebut.

Pria kelahiran Tasikmalaya ini mengaku tidak takut dengan mulai banyaknya pengikut-pengikut inovasinya.

“Saya justru bersyukur, kalau ada yang jualan sama ya silakan, tujuannya hanya ingin terus serius menjadikan cendol tetap ada di hati masyarakat,” ujar dia.

Begini Caranya Jadi Mitra Radja Cendol

Jika ingin bergabung menjadi mitra Radja Cendol, anda bisa mengirimkan email ketertarikan ke radjacendol@gmail.com. Subjek email diisi dengan Join Franchise 2017.

Setelah dikirimkan, tim Radja Cendol akan membalas, dengan kuisioner, yang isinya untuk menyeleksi calon mitra agar tahu mereka memiliki visi misi yang sama atau tidak dengan Radja Cendol.

Sudah berdiri 3 tahun, Radja Cendol sudah memiliki 780 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun 7% outlet tutup, karena mitra kurang serius. Karena itu, Radja Cendol melakukan seleksi ketat terhadap calon mitra yang ingin bergabung.

Setelah kuisioner diisi dan diperiksa tim dan memiliki visi misi sama. Maka calon mitra akan dikirimkan proposal untuk dipelajari. Kemudian, setelah dipelajari calon mitra diminta mengisi formulir dan mengirimkan foto 3 bagian untuk pembukaan outlet.

“Agar tim analis kita bisa melihat, tempatnya cocok atau tidak untuk berjualan, kita juga ada aturan jika masih radius 3 km dengan outlet lain maka tidak bisa,” ujar dia.

Setelah semuanya oke, calon mitra diminta untuk membayar uang muka yakni 50% dari biaya. Untuk paket indoor, seharga Rp 8,5 juta yang berisi bahan baku perdana untuk 90 cup, gunting, lap, rombong. Danu mengatakan, mitra bisa langsung siap jualan.

Sedangkan untuk paket outdoor seharga Rp 9,75 juta, sama dengan indoor, paket ini dilengkapi tenda yang bisa di-custom oleh mitra.

Danu menceritakan, dia sudah memahami pasar di Indonesia yang latah dengan inovasi. Saat ini banyak bermunculan cendol susu yang mengikuti jejak Radja Cendol.

Danu menceritakan, wilayah di Indonesia yang paling banyak menjadi mitra Radja Cendol adalah Lampung dan Kalimantan, setelah itu diikuti Jakarta Timur dan Bekasi. Menurut Danu luar Jawa memang paling banyak yang menjadi mitra karena daerah bercuaca panas. (ang/ang)

 

Sumber: Detikcom

13 June, 2017

Penjaminan Kredit Naik Jelang Lebaran

Bulan Ramadan turut memberikan berkah bagi industri penjaminan kredit. Kinerja penjaminan kredit sampai semester I-2017 diprediksi ikut terkerek. Ini karena kredit untuk keperluan produktif dari kalangan UMKM maupun konsumtif dari masyarakat meningkat.

Dus, jumlah kredit yang dijamin pelaku usaha penjaminan kredit makin gemuk. Sekretaris Jenderal Asosiasi Perusahaan Penjaminan Indonesia (Asippindo) Dian Askin Hatta optimistis, angka outstanding penjaminan kredit sampai tengah 2017 bisa naik 30% dari Rp 116,4 triliun pada semester I-2016. Dengan begitu, outstanding penjaminan bisa mencapai Rp 151,3 triliun pada tengah tahun ini.

Menurut Dian, penjaminan kredit produktif maupun konsumtif sama-sama punya prospek bagus. Kebutuhan konsumsi masyarakat menjelang Lebaran biasanya meningkat sehingga mengerek volume kredit konsumtif. Di sisi lain, kondisi seperti ini menjadi berkah bagi pelaku usaha di berbagai sektor, khususnya segmen UMKM.

Peningkatan konsumsi masyarakat biasanya diikuti upaya UMKM meningkatkan produksi mereka masing-masing.

Sejak kuartal IV-2016, tren penjaminan kredit produktif makin mendominasi. Tren ini berlanjut sampai kuartal I-2017. Data OJK memaparkan, di periode tersebut total outstanding penjaminan kredit Rp 141,7 triliun. Dari jumlah itu, Rp 78,5 triliun merupakan penjaminan kredit produktif dan Rp 3,2 triliun berupa penjaminan kredit non produktif.

Ini terjadi karena meningkatnya penjaminan kredit dari segmen UMKM. Apalagi pemerintah maupun bank menggenjot penyaluran kredit ke segmen ini. Pertumbuhan tersebut diharapkan bisa mengerek outstanding penjaminan kredit 35%-40% dari Rp 133,5 triliun di 2016.

Sumber: Kontan

5 June, 2017

Bank Indonesia: Inflasi di DKI Jakarta Diperkirakan Naik Pada Bulan Juni

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi DKI Jakarta pada Juni akan kembali naik, setelah pada Mei meningkat ke 0,49 persen dari bulan sebelumnya.

Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta, Doni P Joewono mengungkapkan, ‎prediksi ini dengan memerhatikan pola pergerakan harga dan kebijakan pemerintah di bidang harga. ‎ “Pergerakan harga-harga akan memicu peningkatan inflasi Juni 2017,” kata dia di Jakarta, Sabtu (3/6/2017).

‎Menurut Doni, konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan dan jasa transportasi akan mengalami puncaknya pada bulan tersebut. Ini seiring kian dekatnya perayaan Hari Raya Idul Fitri yang dimanfaatkan untuk berlibur dan melakukan aktivitas mudik.

Doni melanjutkan, tekanan inflasi akan bertambah dengan adanya dampak lanjutan dari penyesuaian subsidi listrik 900 Volt Amper (VA) tahap III, yang dilakukan pada Mei 2017 pada pelanggan pascabayar.

Menuju perayaan Idul Fitri yang jatuh pada akhir Juni 2017, berbagai persiapan telah dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Jakarta. Melalui BUMD pangan, pemenuhan pasokan terus dilakukan demi menjaga keseimbangan antara permintaan dan pasokan di DKI Ibukota. “Kegiatan penunjang seperti pasar murah akan terus dilakukan di berbagai kelurahan di DKI Jakarta,” dia mengungkapkan.

Selain itu, penggunaan mesin Controlled Atmosphere Storage (CAS) sebagai buffer stock komoditas hortikultura juga akan membantu menahan gejolak harga, utamanya bawang merah dan cabai merah.

“Berbagai sidak baik penimbunan maupun kesehatan pangan juga secara rutin dilakukan. Dengan berbagai upaya tersebut Jakarta akan siap melayani kebutuhan pangan pokok masyarakat selama bulan Ramadhan dan Lebaran secara cukup dalam kuantitas, terjaga kualitasnya dan terjangkau harganya,” dia menandaskan.

 

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2976080/inflasi-dki-jakarta-diprediksi-naik-pada-juni

5 June, 2017

Bank Dunia: Sektor Manufaktur dan Perdagangan Dorong Ekonomi Dunia

Bank Dunia (World Bank) memperbaharui laporan ekonomi. Dalam pembaharuan ini, lembaga dunia ini tetap mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini di angka 2,7 persen. Ada beberapa yang mengalami peningkatan ekonomi tetapi juga ada yang melambat.

Pendorong pertumbuhan ekonomi tersebut adalah sektor manufaktur dan perdagangan. Kedua sektor tersebut bakal menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dunia karena kepercayaan pasar telah membaik dan juga pemulihan harga beberapa komoditas.

Perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia oleh Bank Dunia di tahun ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan perkiraan pada tahun lalu. Di 2016, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini hanya 2,4 persen saja. Sedangkan di awal 2017 ini Bank Dunia mengubahnya menjadi 2,7 persen.

Menurut laporan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi dunia telah menunjukkan perbaikan terutama untuk Jepang dan kawasan Eropa.

Sementara untuk tujuh pasar negara berkembang terbesar yaitu China, Brasil, Meksiko, India, Indonesia, Turki dan Rusia kembali menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dunia

Direktur Bank Dunia Jim Yong Kim menyatakan, beberapa tahun terakhir, banyak negara menggunakan waktu yang ada untuk memberbaiki atau mereformasi kelembagaan sehingga menarik investasi.

“Langkah ini membantu pertumbuhan ekonomi secara jangka panjang,” jelas dia dalam sebuah pernyataan.

Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Jepang naik 0,6 poin menjadi 1,5 persen. Sementara perkiraan pertumbuhan ekonomi di Eropa naik 0,2 poin menjadi 1,7 persen. Dalam kedua kasus ini, kenaikan angka ekspor dan pelonggaran kebijakan moneter menjadi mendukung pertumbuhan.

Untuk Amerika Serikat (AS), Bank Dunia justru menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,1 persen karena pelemahan belanja konsumen. Untuk 2018 nanti, AS diperkirakan bakal tumbuh 2,2 persen.

Bank Dunia tidak mengubah estimasi pertumbuhan ekonomi China yaitu tetap di 6,5 persen. Angka ini melambat jika dibanding dengan tahun lalu yang ada di angka 6,7 persen.

Sedangkan untuk beberapa eksportir komoditas seperti Argentina, Brasil, Nigeria dan Rusia akan mengakhiri masa resesi dan membukukan pertumbuhan positif.

 

Sumber: http://bisnis.liputan6.com/read/2978013/bank-dunia-perdagangan-dan-manufaktur-jadi-pendorong-ekonomi

Scroll to top